Secara
simple, persamaan E-learning & Knowledge Management System adalah keduanya
berfungsi sebagai cara/ metode untuk meningkatkan pengetahuan secara
berkelompok. Kedua sistem ini tidak hanya cocok untuk pelajar yang notabene
memang tugasnya adalah belajar, namun juga untuk segala kalangan, terutama di
perusahaan yang para karyawannya harus terus meng-update informasi dan
pengetahuan terkait dengan kemajuan dan tantangan perusahaan di masa saat ini
maupun mendatang.
·
E-learning system
Dilakukan di awal, misalnya untuk karyawan yang baru
bergabung dengan perusahaan dimana harus memenuhi pengetahuan tertentu terkait
seluk beluk bisnis perusahaan. Intinya
karyawan yang harus “mempersenjatai diri sebelum masuk ke medan perang”. Bahkan
untuk mahasiswa, biasanya sistem ini digunakan untuk memenuhi penguasaan materi
mata perkuliahan yang dilakukan via pertemuan virtual antara dosen dan
mahasiswanya.
·
Knowledge management system
Dilakukan pada masa kegiatan berjalan, artinya
sistem ini digunakan untuk menunjang tugas yang biasa dihadapi di suatu
perusahaan. Termasuk di dalam sistem ini adalah Collaborative learning. Collaborative
learning adalah suatu sistem belajar dimana semua yang belajar disitu, juga
memprovide informasi yang terkait permasalah dan solusi yang pernah dialaminya.
Knowledge Management System ini dapat mengakomodasi antara kebutuhan bisnis dan
kebutuhan belajar/transfer informasi yang banyak di alami oleh perusahaan yang
biasanya bergerak relatif cepat dalam bisnisnya, sampai terkadang pengetahuan
diantara karyawan tidak merata.
Sistem ini pun tidak hanya bisa diterapkan di dunia
industri namun di dunia akademis, terutama di era keterbukaan informasi saat
ini. Dimana pelajaran/ilmu tidak hanya diberikan oleh guru namun bisa oleh
siswanya. Kalau di knowledge management system ini intinya analoginya adalah
pejuang yang terus mengisi pelurunya untuk menghadapi lawan di medan perang
bersama pasukannya.
Singkatnya,
Knowledge Management System berfungsi sebagai metode dan cara untuk memperkecil
kesenjangan pengetahuan antara komponen suatu organisasi. Bahkan dibeberapa
literatur, Knowledge Management System dapat berfungsi sebagai
metode untuk menunjang proses perubahan budaya. Dimana di era informasi yang
begitu transparan dan cepat penyebarannya, perubahan budaya tidak dapat
dipungkiri.
A.
Pengertian
Knowledge Management
Pengetahuan merupakan hal yang sangat mendasar dari
setiap manusia. Untuk itu setiap manusia pasti memiliki yang namanya
pengetahuan. Namun, yang menjadi kendala adalah manusia menyadari apa yang
mereka alami dalam kehidupannya masing-masing tetapi tidak dapat membuat
pengetahuan tersebut menjadi terstruktur sehingga dapat digunakan kembali (reusable).
Inilah perbedaan yang mendasar antara tacit dan explicit
knowledge.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki tacit
knowledge. Tacit knowledge itu sendiri adalah pengetahuan
yang melekat pada pengalaman masing-masing individu dan melibatkan
faktor-faktor intangible, seperti perspektif masing-masing
individu, keyakinan yang dimiliki setiap individu, dan penilaian terhadap
sesuatu yang berbeda-beda dari masing-masing individu. Tacitknowledge ini
sangat sukar untuk di-artikulasi (dikeluarkan/distrukturisasi) ke dalam bentuk
yang lebih formal. Tacit knowledge ini terdiri dari sudut
pandang, pemikiran, dan intuisi dari masing-masing individu dalam pandangan
mereka terhadap suatu objek, jadi tacit knowledgemerupakan
pengetahuan berdasarkan dari sisi subjektif si individu. Sebelum tacit
knowledgedapat digunakan kembali dan disebarluaskan untuk dikomunikasikan,
terlebih dahulu tacit knowledge ini harus dibentuk
menjadi explicit knowledge.
Explicit knowledge merupakan
pengetahuan yang dapat di-artikulasi ke dalam bentuk yang lebih terstruktur
atau formal. Pengetahuan jenis explicit knowledge ini berupa
buku pedoman (manual), dokumentasi pelajaran, ekspresi matematika dan
dapat di-komunikasikan dan di sebarluaskan ke setiap individu lainnya. Dengan
mudahnya di-komunikasikan, maka pengetahuan jenis explicit knowledge ini,
dapat dengan mudah pula untuk di proses oleh komputer dan disebarluaskan
melalui media elektronik maupun disimpan ke dalam database.
Dari adanya perbedaan antara tacit dan explicit
knowledge, maka diperlukan suatu upaya untuk melakukan konversi dari tacit ke explicit maupun
sebaliknya. Berikut ini adalah skema bentuk konversi baik itu daritacit/explicit ke explicit/tacit,
SECI (socialisation,externalisation,internalisation,combination) model
(Nonaka dan Takeuchi, 1995).
a. Socialisation :
membagikan pengetahuan dari seorang individu ke individu-individu lainnya,
seperti kemampuan teknis khusus dari individu tersebut. Individu lainnya
melakukan pengamatan , lalu meniru dan melakukan pelatihan untuk pengetahuan
yang didapat dari individu yang menyebarluaskannya. Dalam sosialisasi, yang
menjadi kuncinya adalah pengalaman. Pengalaman dari individu tersebut
disosialisasikan sehingga membentuk yang namanya “transfer of information”
(perpindahan informasi).
b. Internalisation :
dalam proses internalisasi ini, pengetahuan yang didapat oleh seorang individu
dengan mengandalkan “learnin by doing” (melakukan sekaligus belajar).
Maksudnya disini adalah bentuk pengetahuan yang dimiliki seorang individu
merupakan sesuatu yang didapat dari suatu pengetahuan yang telah terstruktur
secara sistematik (explicit), kemudian dilakukan penyampaian (konversi)
dengan cara verbal (proses verbalisasi dari suatu pengetahuan yang bersifat
explicit).
c. Externalisation :
merupakan konversi pengetahuan dari bentu tacit ke
bentuk explicit. Dalam bentuk konversi eksternalisasi ini, suatu
pengetahuan di-artikulasikan dari bentuktacit knowledge ke dalam
suatu konsep explicit menjadi bentuk-bentuk seperti
konsep-konsep, model-model, analogi, maupun hipothesis. Initnya dalam
eksternalisasi adalah sesuatu pengalaman atau kemampuan teknis individu yang
bersifat unik di konversi ke dalam bentuk konsep-konsep pengetahuan yang
sistematik.
d. Combination :
merupakan suatu bentuk konversi pengetahuan dari explicit ke
dalam bentuk explicit. Dalam proses konversi ini, seluruh
konsep-konsep yang ada dikombinasikan kemudian dimasukkan ke dalam suatu sistem
yang disebut sebagaiknowledge system. Pertukaran dan kombinasi daripada
pengetahuan-pengetahuan ini dilakukan melalui media , seperti dokumentasi,
pertemuan-pertemuan, ataupun proses percakapan antara satu individu dengan
lainnya. Di dalam media-media tersebut, suatu pengetahuan di-strukturisasi
dengan cara dilakukan penyortiran, penggabungan , dan pengkategorian dari
setiap pengetahuan-pengetahuan tersebut ke dalam bentuk yang lebih sistematik.
Konversi jenis combination ini banyak digunakan pada
edukasi-edukasi yang formal, seperti pada institusi-institusi yang bergerak
pada bidang pendidikan dan program-program pelatihan pada organisasi.
B.
Knowledge Management dalam
Kaitannya dengan E-learning pada Organisasi
Di dalam membangun suatu knowledge management diperlukan
suatu strategi yang dapat mencapai untuk meng-capture knowledge.
Ada tiga aspek yang menjadi hal penting di dalam membangun suatu strategi
untuk knowledge management:
1. People,
merupakan aspek yang utama dalam kontribusinya terhadap knowledgemanagement.
Peran dari people disini sangat penting untuk memberikan
kontribusi sebagai penghasil knowledge itu sendiri
dan penyebar knowledge. Jika aspek manusia tidak diperhatikan
dengan baik, yang mana artinya menggerakkan aspek manusia sebagai pendukung
utama, maka knowledge management akan mengalami kegagalan
dalam praktiknya. Ini dikarenakan tujuan knowlede management itu
sendiri tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari faktor manusianya
(manusia adalah knowledge itusendiri /knowledge generator).
2. Process,
hal kedua ini adalah salah satu bagian dari knowledge management stategy.
Proses merupakan hal yang berhubungan dengan proses pengambilan (capture)
nilai-nilai pengetahuan ke dalam suatu media dan kemudian di-distribusikan ke
setiap individu lainnya untuk digunakan kembali, “Transfer knowledge”.
Technology, merupakan aspek
ketiga yang menjadi sebuah alat dalam mendukup unsur people maupunprocess berjalan
dengan benar. Aspek teknologi merupakan sebuah enabler terjadi
suatu pengelolaan pengetahuan, seperti sebagai alat untuk mengatur
pengetahuan-pengetahuan yang masuk, menyimpan pengetahuan yang dimasukkan kedalam
suatu sistem knowledge management. Jika aspek teknologi hanya
berdiri sendiri maka keberhasilan dari suatu knowledge management tidak
akan tercapai, dikarenakan unsur teknologi hanya sebagai suatu alat pendukung
terjadi proses transmisi pengetahuan dan pendukung penyebarluasan dan
pengetahuan dari unsur manusia (people). Artinya unsur teknologi tidak
dapat berdiri sendiri tanpa adanya kedua unsur lainnya.
C.
KONVERGENSI ANTARA KNOWLEDGE
MANAGEMENT DENGAN E-LEARNING DI DALAM ORGANISASI
E-learning menyediakan fasilitas dalam pembentukan
kompetensi sumber daya manusia (utilization of human capital). Fasilitas
yang diperlukan dalam membangun kapabilitas sumber daya manusia, diperlukan
pertimbangan terhadap pemberdayaan tingkat kompetensi sumber daya manusia (utilization
of human capital). Sedangkan di sisi lain,knowledge management digunakan
sebagai kontrol terhadap knowledge yang berlalu-lintas di
dalam organisasi. Kontrol yang dimaksud, meliputi : peng-kategorian,
pengelolaan, penyimpanan , sampai pada pendistribusian knowledge di
dalam organisasi.
F-Berangkat dari penjelasan diatas, maka kedua hal
tersebut antara e-learning danknowledge management mempunyai
kesamaan dalam proses pembelajaran di dalam organisasi (learning
organization). E-learning mengharuskan adanya proses
belajar untuk mengembangkan kompetensi individu dari masing-masing karyawan ,
sedangkanknowledge management sebagai alat kontrol dari
setiap knowledge tersebut untuk dikelompokkan.
D.
ASPEK-ASPEK DARI KONVERGENSI ANTARA
KNOWLEDGE MANAGEMENT DENGAN E-LEARNING
Mengenai konvergensi antara knowledge management
dengan e-learning maka salah satu yang perlu dibicarakan
adalah mengenai aspek-aspek yang terkait di dalamnya. Dalam e-learning,
aspek yang menjadi bagian utamanya adalah resoure / content danprocess / educational-social.
Sedangkan aspek yang terdapat pada knowledge management ,
meliputi :
1. Knowledge
category models
2. Knowledge
flows
3. Knowledge
representation
4. Knowledge
processes life cycle models
5. Community / Social
capital
Tidak ada komentar:
Posting Komentar